INDRA SOLICHIN
Welcome to My Blog
This is My Private Blog, Described as a Brief of Me.
Thanks for Visiting. Any commets of my post? please send to my e-mail.
Language
Senin, April 27, 2015
Senin, Oktober 08, 2012
Reformasi POLRI
Akhir2 ini lagi ramai berita mengenai konflik POLRI dan KPK. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah tindakan yang saya anggap terlalu sewenang-wenang dari pihak kepolisian dengan alasan karena pengaduan akibat tindakan Novel Baswedan sebagai penyidik KPK ketika masih bertugas di POLDA Bengkulu.
Logikanya, secara hukum masih bisa diusut meskipun kasusnya terjadi pada tahun 2004 (karena baru 8 tahun) dan dapat menindak pelakunya. Tapi, apa emang Novel pelakunya? biasanya di Indonesia, kalo komandan jarang ikut2an ke lapangan kecuali emang kasusnya gede, kan ada anak buah. Masa' semuanya mesti komandan ikut turun ke lapangan untuk urus masalah eclek2?
Hasil konferensi pers POLRI mengenai kejadian malam 5 Oktober aja berbeda sama KPK, padahal saksinya banyak yang ngeliat kalo Polisi datengnya lebih dari 7 orang alias rame-rame. Terus, kalo menurut penjelasan Polisi tentang kedatangannya untuk berkoordinasi dengan pimpinan KPK mengenai kasus Novel, kan gak masuk akal juga. Padahal Polisi juga udah tau kalo pimpinan KPK pada ga ada di tempat, lagipula masa' mau nemuin pimpinan KPK maupun semua instansi lain buat koordinasi bukan di jam kerja? Staff Bea Cukai aja kaga mau nerima dokumen import kalo udah kesorean.
Hari senin ini gw lagi nunggu pidato SBY tentang masalah KPK - POLRI juga Novel. Yang seharusnya, Presiden bisa menangani perilaku dan tindakan instansi dibawahnya yang menurut gw udah termasuk pelanggaran berat soalnya bukan cuma masalah kode etik antar instansi, tapi udah berupa penentangan hukum dengan mengatas namakan instansi.
Berdasarkan sekelumit kejadian-kejadian diatas, maka menurut gw POLRI belum dan tidak mampu untuk melakukan reformasi di intern lembaganya sendiri. Memang tidak semua Polisi seperti itu, karena gw juga paling ngga masih punya teman dan saudara dekat yang Polisi. Dan gw bisa liat perbedaan Polisi yang benar ama yang kaga terutama di kehidupan sehari-harinya. Kalo pake cara cuci gudang, kasian juga sama segelintir Polisi yang memang tujuan utamanya untuk mengabdi pada negara. Tapi kalo Presiden maupun pemerintah tidak mampu mengambil tindakan keras, maka kasian juga Polisi2 yang pantas jadi teladan itu karena mereka seperti sesendok gula ditengah lautan.
Intinya, reformasi POLRI udah gak bisa nunggu tarsok-tarsok lagi karena kondisi negara sudah kronis. Sedangkan KPK tetap membutuhkan kolaborasi kinerja dengan Polisi yang kredibel untuk mempercepat penanganan kasus korupsi yang sudah menumpuk. Jadi, gw gak cuma ngajak untuk Save KPK aja, tapi Save POLRI juga agar mampu mereformasi lembaganya dengan secepatnya dan harus, juga Save Indonesia agar bisa jadi negara yang makmur sejahtera sesuai UUD 1945.
Jangan sampe pada bertobat pas mau kiamat maupun sakarotul maut, gw jamin udah telat. Budayakan introspeksi diri sendiri, jangan iri dengan penghasilan tetangga. Orang mendapat penghasilan lebih karena kemampuan, ini berarti kemampuan diri sendiri untuk memberikan andil dalam melaksanakan pekerjaan bukannya kemampuan untuk memaksakan diri agar dapat diterima bekerja atau mendapat pekerjaan.
Logikanya, secara hukum masih bisa diusut meskipun kasusnya terjadi pada tahun 2004 (karena baru 8 tahun) dan dapat menindak pelakunya. Tapi, apa emang Novel pelakunya? biasanya di Indonesia, kalo komandan jarang ikut2an ke lapangan kecuali emang kasusnya gede, kan ada anak buah. Masa' semuanya mesti komandan ikut turun ke lapangan untuk urus masalah eclek2?
Hasil konferensi pers POLRI mengenai kejadian malam 5 Oktober aja berbeda sama KPK, padahal saksinya banyak yang ngeliat kalo Polisi datengnya lebih dari 7 orang alias rame-rame. Terus, kalo menurut penjelasan Polisi tentang kedatangannya untuk berkoordinasi dengan pimpinan KPK mengenai kasus Novel, kan gak masuk akal juga. Padahal Polisi juga udah tau kalo pimpinan KPK pada ga ada di tempat, lagipula masa' mau nemuin pimpinan KPK maupun semua instansi lain buat koordinasi bukan di jam kerja? Staff Bea Cukai aja kaga mau nerima dokumen import kalo udah kesorean.
Hari senin ini gw lagi nunggu pidato SBY tentang masalah KPK - POLRI juga Novel. Yang seharusnya, Presiden bisa menangani perilaku dan tindakan instansi dibawahnya yang menurut gw udah termasuk pelanggaran berat soalnya bukan cuma masalah kode etik antar instansi, tapi udah berupa penentangan hukum dengan mengatas namakan instansi.
Berdasarkan sekelumit kejadian-kejadian diatas, maka menurut gw POLRI belum dan tidak mampu untuk melakukan reformasi di intern lembaganya sendiri. Memang tidak semua Polisi seperti itu, karena gw juga paling ngga masih punya teman dan saudara dekat yang Polisi. Dan gw bisa liat perbedaan Polisi yang benar ama yang kaga terutama di kehidupan sehari-harinya. Kalo pake cara cuci gudang, kasian juga sama segelintir Polisi yang memang tujuan utamanya untuk mengabdi pada negara. Tapi kalo Presiden maupun pemerintah tidak mampu mengambil tindakan keras, maka kasian juga Polisi2 yang pantas jadi teladan itu karena mereka seperti sesendok gula ditengah lautan.
Intinya, reformasi POLRI udah gak bisa nunggu tarsok-tarsok lagi karena kondisi negara sudah kronis. Sedangkan KPK tetap membutuhkan kolaborasi kinerja dengan Polisi yang kredibel untuk mempercepat penanganan kasus korupsi yang sudah menumpuk. Jadi, gw gak cuma ngajak untuk Save KPK aja, tapi Save POLRI juga agar mampu mereformasi lembaganya dengan secepatnya dan harus, juga Save Indonesia agar bisa jadi negara yang makmur sejahtera sesuai UUD 1945.
Jangan sampe pada bertobat pas mau kiamat maupun sakarotul maut, gw jamin udah telat. Budayakan introspeksi diri sendiri, jangan iri dengan penghasilan tetangga. Orang mendapat penghasilan lebih karena kemampuan, ini berarti kemampuan diri sendiri untuk memberikan andil dalam melaksanakan pekerjaan bukannya kemampuan untuk memaksakan diri agar dapat diterima bekerja atau mendapat pekerjaan.
Selasa, Agustus 21, 2012
Minggu, Agustus 19, 2012
Agama Secara Universal
Di dunia ini hanya 3 agama yang berasal dari langit yaitu: Islam, Kristen, dan Yahudi. Pada dasarnya keyakinan masing-masing pada Tuhan yang Esa. Perbedaan terletak pada aplikasinya.
Yahudi
Agama ini berbeda karena selain berpegang pada taurat, mereka merasa sebagai bangsa pilihan karena adanya janji Tuhan untuk mengangkat bangsa Israel sebagai kaum pilihan. Mereka juga lebih menghargai nabi dari golongan kaumnya karena berasal dari bangsa pilihan itu.
Kristen
Agama ini berbeda karena adanya figur 3 Tuhan, sedangkan menurut penjabaran mereka sebenarnya Tuhan itu tetap satu, sedangkan Yesus adalah manusia yang mendapat titisan dari Tuhan. Oleh karena itu dia mendapat derajat diatas manusia dan nabi lainnya. Jika bahasa titisan kurang cocok, maka anggap saja mendapat kelebihan yang langsung diberikan sejak akan dikandung Maryam (Maria). Sedangkan kitab Injil / Bible yang asli tidak ada karena Injil yang asli adalah nabi Isa (Yesus) sendiri, karena semua ajaran Allah yang diberikan langsung kedalam dirinya. Sedangkan Injil yang sekarang adalah hasil tulisan murid-muridnya hingga ke Romawi. Jadi, perbedaan antar Injil karena berasal dari murid yang berbeda dengan pemahaman yang berbeda dan kemampuan pemaparan dari pikiran ke dalam bentuk tulisan pula.
Islam
Agama ini berbeda karena adanya penegasan nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan diperuntukan bagi seluruh umat manusia, berbeda dengan nabi lainnya yang diturunkan kepada kaumnya. Diberikan kitab Al-Qur'an yang merupakan gabungan dan penyempurnaan dari Taurat dan Injil.
Intinya, dari semua agama ini tetap menyembah Tuhan yang Maha Esa. Perbedaan karena lika-liku ajarannya saja. Dalam Islam diajarkan, penghuni surga adalah kaum mukmin atau beriman bukannya muslim atau Islam. Sedangkan dalam rukun iman adalah percaya pada:
Allah (Tuhan),
Malaikat-malaikat,
Nabi dan Rasul,
Kitab-kitab Allah,
Kiamat,
Qadha dan Qadar (nasib atau takdir).
Jadi maksudnya bisa dibilang, semua orang Islam itu beriman tapi bukan berarti orang beriman itu Islam. Ga usah disambung ke ajaran lainnya dulu yang bersifat intermediate dan advance, ambil dasarnya aja dulu karena lewat dari ini, hukum dan dasarnya juga akan semakin kompleks. Entah ada yang mau nganggap gw kafir, terserah aja. Kan ada hukumnya juga bagi orang yang mengkafirkan orang lain, sama saja dengan mengkafirkan diri sendiri.
Kalo ga seneng, ini secara logika pribadi. Gw bukan dari pesantren, jadi ga kena kalo dikasih ajaran model doktrin yang harus di telan mentah-mentah. Ajaran gw cuma: setiap tindakan untuk mencari pahala, sama ga mau ngerugiin orang lain entah dia muslim atau bukan. Gampang ajarannya, susah aplikasinya kan.
Yahudi
Agama ini berbeda karena selain berpegang pada taurat, mereka merasa sebagai bangsa pilihan karena adanya janji Tuhan untuk mengangkat bangsa Israel sebagai kaum pilihan. Mereka juga lebih menghargai nabi dari golongan kaumnya karena berasal dari bangsa pilihan itu.
Kristen
Agama ini berbeda karena adanya figur 3 Tuhan, sedangkan menurut penjabaran mereka sebenarnya Tuhan itu tetap satu, sedangkan Yesus adalah manusia yang mendapat titisan dari Tuhan. Oleh karena itu dia mendapat derajat diatas manusia dan nabi lainnya. Jika bahasa titisan kurang cocok, maka anggap saja mendapat kelebihan yang langsung diberikan sejak akan dikandung Maryam (Maria). Sedangkan kitab Injil / Bible yang asli tidak ada karena Injil yang asli adalah nabi Isa (Yesus) sendiri, karena semua ajaran Allah yang diberikan langsung kedalam dirinya. Sedangkan Injil yang sekarang adalah hasil tulisan murid-muridnya hingga ke Romawi. Jadi, perbedaan antar Injil karena berasal dari murid yang berbeda dengan pemahaman yang berbeda dan kemampuan pemaparan dari pikiran ke dalam bentuk tulisan pula.
Islam
Agama ini berbeda karena adanya penegasan nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan diperuntukan bagi seluruh umat manusia, berbeda dengan nabi lainnya yang diturunkan kepada kaumnya. Diberikan kitab Al-Qur'an yang merupakan gabungan dan penyempurnaan dari Taurat dan Injil.
Intinya, dari semua agama ini tetap menyembah Tuhan yang Maha Esa. Perbedaan karena lika-liku ajarannya saja. Dalam Islam diajarkan, penghuni surga adalah kaum mukmin atau beriman bukannya muslim atau Islam. Sedangkan dalam rukun iman adalah percaya pada:
Allah (Tuhan),
Malaikat-malaikat,
Nabi dan Rasul,
Kitab-kitab Allah,
Kiamat,
Qadha dan Qadar (nasib atau takdir).
Jadi maksudnya bisa dibilang, semua orang Islam itu beriman tapi bukan berarti orang beriman itu Islam. Ga usah disambung ke ajaran lainnya dulu yang bersifat intermediate dan advance, ambil dasarnya aja dulu karena lewat dari ini, hukum dan dasarnya juga akan semakin kompleks. Entah ada yang mau nganggap gw kafir, terserah aja. Kan ada hukumnya juga bagi orang yang mengkafirkan orang lain, sama saja dengan mengkafirkan diri sendiri.
Kalo ga seneng, ini secara logika pribadi. Gw bukan dari pesantren, jadi ga kena kalo dikasih ajaran model doktrin yang harus di telan mentah-mentah. Ajaran gw cuma: setiap tindakan untuk mencari pahala, sama ga mau ngerugiin orang lain entah dia muslim atau bukan. Gampang ajarannya, susah aplikasinya kan.
Tobat
Dalam agama Islam diajarkan tentang tobat bahwa "Tobat seseorang masih diterima sampai ketika nafas sudah di ujung tenggorokkan". Memang masalah tobat adalah urusan Allah SWT untuk menerima maupun menolaknya. Ini yang sering dijadikan alasan dan dasar umat Islam dalam berperilaku yang sewenang-wenang.
Menurut saya pribadi, tidaklah logis jika orang terutama yang muslim untuk menggantungkan maupun berharap keringanan atas dosa-dosanya hanya dengan bertobat. Mungkin ini bisa berlaku jika kesewenang-wenangannya hanya berdampak hanya pada satu individu. Bagaimana jika akibat tindakannya berdampak berantai?
Contohnya: Istri maupun suami yang dzalim pada keluarganya. Disaat dekat akhir hidupnya, dia bertobat seperti mulai shalat rutin dan perilaku yang baik terhadap keluarga. Bagaimana jika akibat perilakunya semasa hidup mengakibatkan anak-anaknya ikut mencontoh dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anggaplah anak-anak itu telah melihat contoh dari bayi hingga usia 20 tahun, apakah selama itu tidak cukup kuat mengakar pada diri anak? karena role model setiap hari yang dilihat adalah contoh yang buruk apalagi jika pelaku utama adalah ibunya sendiri. Disaat ibunya mulai bertobat disaat akhir hidupnya jika diterima Allah maka terlalu enak nasib ibunya, padahal anak-anaknya menjadi cikal bakal penerus kehancuran keluarganya masing-masing. Mereka juga dapat menjadi anak yang durhaka terhadap ayahnya karena mendapat contoh untuk selalu melawan ayah dan lebih menurut pada ibu (mungkin ini karena doktrin mengenai surga dibawah telapak kaki ibu yang saya anggap tidak sepenuhnya benar karena ada kriterianya juga untuk dapat menyandang surga di kaki ibu).
Bagaimana dengan koruptor (KKN) dan tindakan suap? Tentu saja mereka termasuk pada golongan yang saya anggap tobatnya akan ditolak. Karena mereka menyulitkan hidup orang banyak, sedangkan hidup manusia sudah digariskan oleh Allah SWT. Apakah para pelaku ini ingin membantu hak Tuhan dalam menentukan nasib seseorang? Saya bukan orang yang berpegang pada ilmu kun fa ya kun, karena secara logika tidak ada solusi dan otak tidak ikut bekerja alias menyerahkan segala hal dengan harapan dengan kun fa ya kun semuanya teratasi. Saya berpegang pada hidup manusia ditentukan dengan berusaha dan berdo'a. Jika tidak ada usaha untuk meningkatkan kualitas diri, bagaimana hidup akan berubah? kalo secara kun fa ya kun jadinya seperti suap dan KKN karena dari hal yang mustahil pake ilmu kun fa ya kun langsung berubah 180 derajat. Padahal Rasulullah SAW aja ngasih kampak untuk orang ngemis yang masih muda, tandanya manusia disuruh bekerja bukan sulap. Makanya sekarang di Indonesia banyak ketemu orang yang saya anggap tidak berkualitas tapi hidupnya bergelimang harta.
Oleh karena itu, jangan heran kalo negara ini semakin tenggelam ke arah kerusakan karena memang mayoritas rakyatnya juga yang menghendaki seperti ini. Cobalah untuk mengkaji lagi bagaimana cara hidup kita. Kemudian, cobalah untuk memikirkan darimana asal uang yang kita terima. Seperti pedagang yang bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat, maka akan saya katakan itu salah karena mereka tidak mengikuti cara berdagang yang islami dalam menentukan laba dagangannya.
Jadi, jangan mengambil dalil agama hanya bagian yang menguntungkan saja tapi secara keseluruhan. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika banyak warga Indonesia yang tidak bangga pada negaranya. Saya tidak akan menyalahkannya, karena sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak didunia tetapi perilakunya banyak yang menyimpang dari agama alias tidak islami. Justru negara dengan faham liberal barat yang lebih menerapkannya, biarpun bukan berdasarkan islam tetapi dengan tujuan untuk kesejahteraan warga negaranya. Jika tidak sependapat, silahkan tanggapin ke email gw.
Menurut saya pribadi, tidaklah logis jika orang terutama yang muslim untuk menggantungkan maupun berharap keringanan atas dosa-dosanya hanya dengan bertobat. Mungkin ini bisa berlaku jika kesewenang-wenangannya hanya berdampak hanya pada satu individu. Bagaimana jika akibat tindakannya berdampak berantai?
Contohnya: Istri maupun suami yang dzalim pada keluarganya. Disaat dekat akhir hidupnya, dia bertobat seperti mulai shalat rutin dan perilaku yang baik terhadap keluarga. Bagaimana jika akibat perilakunya semasa hidup mengakibatkan anak-anaknya ikut mencontoh dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anggaplah anak-anak itu telah melihat contoh dari bayi hingga usia 20 tahun, apakah selama itu tidak cukup kuat mengakar pada diri anak? karena role model setiap hari yang dilihat adalah contoh yang buruk apalagi jika pelaku utama adalah ibunya sendiri. Disaat ibunya mulai bertobat disaat akhir hidupnya jika diterima Allah maka terlalu enak nasib ibunya, padahal anak-anaknya menjadi cikal bakal penerus kehancuran keluarganya masing-masing. Mereka juga dapat menjadi anak yang durhaka terhadap ayahnya karena mendapat contoh untuk selalu melawan ayah dan lebih menurut pada ibu (mungkin ini karena doktrin mengenai surga dibawah telapak kaki ibu yang saya anggap tidak sepenuhnya benar karena ada kriterianya juga untuk dapat menyandang surga di kaki ibu).
Bagaimana dengan koruptor (KKN) dan tindakan suap? Tentu saja mereka termasuk pada golongan yang saya anggap tobatnya akan ditolak. Karena mereka menyulitkan hidup orang banyak, sedangkan hidup manusia sudah digariskan oleh Allah SWT. Apakah para pelaku ini ingin membantu hak Tuhan dalam menentukan nasib seseorang? Saya bukan orang yang berpegang pada ilmu kun fa ya kun, karena secara logika tidak ada solusi dan otak tidak ikut bekerja alias menyerahkan segala hal dengan harapan dengan kun fa ya kun semuanya teratasi. Saya berpegang pada hidup manusia ditentukan dengan berusaha dan berdo'a. Jika tidak ada usaha untuk meningkatkan kualitas diri, bagaimana hidup akan berubah? kalo secara kun fa ya kun jadinya seperti suap dan KKN karena dari hal yang mustahil pake ilmu kun fa ya kun langsung berubah 180 derajat. Padahal Rasulullah SAW aja ngasih kampak untuk orang ngemis yang masih muda, tandanya manusia disuruh bekerja bukan sulap. Makanya sekarang di Indonesia banyak ketemu orang yang saya anggap tidak berkualitas tapi hidupnya bergelimang harta.
Oleh karena itu, jangan heran kalo negara ini semakin tenggelam ke arah kerusakan karena memang mayoritas rakyatnya juga yang menghendaki seperti ini. Cobalah untuk mengkaji lagi bagaimana cara hidup kita. Kemudian, cobalah untuk memikirkan darimana asal uang yang kita terima. Seperti pedagang yang bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat, maka akan saya katakan itu salah karena mereka tidak mengikuti cara berdagang yang islami dalam menentukan laba dagangannya.
Jadi, jangan mengambil dalil agama hanya bagian yang menguntungkan saja tapi secara keseluruhan. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika banyak warga Indonesia yang tidak bangga pada negaranya. Saya tidak akan menyalahkannya, karena sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak didunia tetapi perilakunya banyak yang menyimpang dari agama alias tidak islami. Justru negara dengan faham liberal barat yang lebih menerapkannya, biarpun bukan berdasarkan islam tetapi dengan tujuan untuk kesejahteraan warga negaranya. Jika tidak sependapat, silahkan tanggapin ke email gw.
Selasa, Agustus 14, 2012
Langganan:
Postingan (Atom)