Welcome to My Blog

This is My Private Blog, Described as a Brief of Me.
Thanks for Visiting. Any commets of my post? please send to my e-mail.

Language

Minggu, Agustus 19, 2012

Tobat

     Dalam agama Islam diajarkan tentang tobat bahwa "Tobat seseorang masih diterima sampai ketika nafas sudah di ujung tenggorokkan".  Memang masalah tobat adalah urusan Allah SWT untuk menerima maupun menolaknya.  Ini yang sering dijadikan alasan dan dasar umat Islam dalam berperilaku yang sewenang-wenang.
     Menurut saya pribadi, tidaklah logis jika orang terutama yang muslim untuk menggantungkan maupun berharap keringanan atas dosa-dosanya hanya dengan bertobat.  Mungkin ini bisa berlaku jika kesewenang-wenangannya hanya berdampak hanya pada satu individu.  Bagaimana jika akibat tindakannya berdampak berantai?
     Contohnya:  Istri maupun suami yang dzalim pada keluarganya.  Disaat dekat akhir hidupnya, dia bertobat seperti mulai shalat rutin dan perilaku yang baik terhadap keluarga.  Bagaimana jika akibat perilakunya semasa hidup mengakibatkan anak-anaknya ikut mencontoh dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Anggaplah anak-anak itu telah melihat contoh dari bayi hingga usia 20 tahun, apakah selama itu tidak cukup kuat mengakar pada diri anak? karena role model setiap hari yang dilihat adalah contoh yang buruk apalagi jika pelaku utama adalah ibunya sendiri.  Disaat ibunya mulai bertobat disaat akhir hidupnya jika diterima Allah maka terlalu enak nasib ibunya, padahal anak-anaknya menjadi cikal bakal penerus kehancuran keluarganya masing-masing.  Mereka juga dapat menjadi anak yang durhaka terhadap ayahnya karena mendapat contoh untuk selalu melawan ayah dan lebih menurut pada ibu (mungkin ini karena doktrin mengenai surga dibawah telapak kaki ibu yang saya anggap tidak sepenuhnya benar karena ada kriterianya juga untuk dapat menyandang surga di kaki ibu).
     Bagaimana dengan koruptor (KKN) dan tindakan suap?  Tentu saja mereka termasuk pada golongan yang saya anggap tobatnya akan ditolak.  Karena mereka menyulitkan hidup orang banyak, sedangkan hidup manusia sudah digariskan oleh Allah SWT.  Apakah para pelaku ini ingin membantu hak Tuhan dalam menentukan nasib seseorang?  Saya bukan orang yang berpegang pada ilmu kun fa ya kun, karena secara logika tidak ada solusi dan otak tidak ikut bekerja alias menyerahkan segala hal dengan harapan dengan kun fa ya kun semuanya teratasi.  Saya berpegang pada hidup manusia ditentukan dengan berusaha dan berdo'a. Jika tidak ada usaha untuk meningkatkan kualitas diri, bagaimana hidup akan berubah?  kalo secara kun fa ya kun jadinya seperti suap dan KKN karena dari hal yang mustahil pake ilmu kun fa ya kun langsung berubah 180 derajat.  Padahal Rasulullah SAW aja ngasih kampak untuk orang ngemis yang masih muda, tandanya manusia disuruh bekerja bukan sulap.  Makanya sekarang di Indonesia banyak ketemu orang yang saya anggap tidak berkualitas tapi hidupnya bergelimang harta.
     Oleh karena itu, jangan heran kalo negara ini semakin tenggelam ke arah kerusakan karena memang mayoritas rakyatnya juga yang menghendaki seperti ini.  Cobalah untuk mengkaji lagi bagaimana cara hidup kita.  Kemudian, cobalah untuk memikirkan darimana asal uang yang kita terima.  Seperti pedagang yang bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat, maka akan saya katakan itu salah karena mereka tidak mengikuti cara berdagang yang islami dalam menentukan laba dagangannya.
     Jadi, jangan mengambil dalil agama hanya bagian yang menguntungkan saja tapi secara keseluruhan.  Oleh karena itu, tidaklah aneh jika banyak warga Indonesia yang tidak bangga pada negaranya.  Saya tidak akan menyalahkannya, karena sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak didunia tetapi perilakunya banyak yang menyimpang dari agama alias tidak islami.  Justru negara dengan faham liberal barat yang lebih menerapkannya, biarpun bukan berdasarkan islam tetapi dengan tujuan untuk kesejahteraan warga negaranya.  Jika tidak sependapat, silahkan tanggapin ke email gw.

Tidak ada komentar: